Kelompok 08 Bakti Karya Mahasiswa (BKM) dari Universitas Setia Budhi (USBR) yang tengah melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Panggarangan, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, terus menunjukkan komitmen nyata dalam menggerakkan perubahan sosial di tingkat desa. Tidak sekadar menggelar seminar formal, kelompok ini hadir dengan pendekatan partisipatif melalui edukasi langsung, program lingkungan, hingga upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Program BKM menjadi bagian penting dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, tetapi juga belajar memahami dinamika sosial, budaya, dan tantangan nyata yang dihadapi masyarakat desa.
Edukasi Sosial untuk Generasi Muda Desa Panggarangan
Pada 31 Juli 2025, BKM Kelompok 08 yang dipimpin oleh Muhamad Relly Maulid melaksanakan kegiatan sosialisasi bahaya narkotika dan judi online di SMKN 01 Panggarangan. Kegiatan ini menyasar pelajar sebagai kelompok usia yang dinilai paling rentan terhadap pengaruh negatif perkembangan teknologi dan pergaulan sosial.
Dalam sesi edukasi, mahasiswa BKM memberikan pemahaman menyeluruh terkait dampak narkotika terhadap kesehatan fisik, mental, serta masa depan pendidikan. Selain itu, peserta juga diajak memahami risiko judi online, yang kini semakin mudah diakses melalui gawai dan media digital, mulai dari kerugian finansial hingga potensi jerat hukum.
Relly menjelaskan bahwa pendekatan edukasi dilakukan secara dialogis agar siswa tidak hanya menerima materi, tetapi juga berani bertanya dan menyampaikan pandangan mereka.
“Kami ingin adik-adik pelajar tidak hanya tahu bahaya narkoba dan judi online secara teori, tetapi juga memahami dampaknya dalam kehidupan nyata. Harapannya mereka memiliki kesadaran dan keberanian untuk menolak ajakan negatif,” ujar Relly.
Pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini karena dinilai relevan dengan kondisi sosial saat ini, di mana kasus kenakalan remaja dan kecanduan digital menjadi tantangan serius dunia pendidikan.
Program Lingkungan: Papan Nama Jalan dan Tong Sampah
Selain fokus pada edukasi, BKM Kelompok 08 juga menggagas program lingkungan yang bersifat praktis dan berkelanjutan, yakni pembuatan papan nama jalan dan penyediaan tong sampah di beberapa titik desa. Program ini lahir dari hasil observasi langsung mahasiswa terhadap kebutuhan dasar masyarakat Desa Panggarangan.
Papan nama jalan dinilai penting untuk memudahkan mobilitas warga, pendataan wilayah, serta membantu pendatang maupun layanan darurat mengenali lokasi dengan lebih cepat. Sementara itu, penyediaan tong sampah bertujuan meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan.
Mahasiswa BKM juga memberikan edukasi singkat kepada warga mengenai pemilahan sampah dan dampak jangka panjang pencemaran lingkungan terhadap kesehatan masyarakat.
Dorong UMKM dan Program Kolaboratif MARIMBA
Dalam bidang ekonomi, BKM 08 Universitas Setia Budhi turut menaruh perhatian pada potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Panggarangan. Mahasiswa melakukan pendekatan persuasif kepada pelaku usaha lokal, sekaligus membuka ruang diskusi mengenai pengembangan produk, pemasaran, dan inovasi sederhana yang dapat meningkatkan nilai jual.
Tak hanya itu, Relly bersama tim juga menginisiasi kolaborasi melalui program MARIMBA, sebuah program unggulan yang digagas oleh komunitas GMLS. Menurutnya, program kolaboratif semacam ini sangat potensial jika mendapat dukungan lintas sektor, mulai dari komunitas, pemerintah desa, kecamatan, hingga pemerintah kabupaten.
“Kami tidak hanya ingin mengubah pola pikir masyarakat, tetapi juga menghadirkan solusi nyata yang bisa berkelanjutan. Program unggulan berbasis kolaborasi seperti MARIMBA perlu dikembangkan secara inovatif dan partisipatif,” jelas Relly.
Saat ini, BKM 08 masih menunggu momentum dan dukungan kebijakan agar program tersebut dapat direalisasikan secara lebih luas dan berdampak jangka panjang.
Harapan dan Dampak Jangka Panjang
Dengan rangkaian kegiatan edukasi, lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi tersebut, BKM Kelompok 08 berharap Desa Panggarangan dapat menjadi desa yang lebih tertata, bersih, dan memiliki daya saing sosial-ekonomi yang meningkat. Mahasiswa juga menilai bahwa desa bukan sekadar lokasi pelaksanaan program, melainkan ruang strategis untuk membangun masa depan berbasis kolaborasi.

Relly menegaskan bahwa keberhasilan program BKM tidak diukur dari seberapa banyak kegiatan yang dilakukan, melainkan dari seberapa besar perubahan positif yang dapat dirasakan masyarakat.
“Kami berharap program yang telah berjalan tidak berhenti saat masa BKM selesai, tetapi dapat dilanjutkan dan dijaga bersama oleh masyarakat serta pemerintah setempat,” pungkasnya.
Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan pengabdian, BKM Kelompok 08 Universitas Setia Budhi membuktikan bahwa mahasiswa mampu menjadi agen perubahan nyata di tengah masyarakat desa.
